Inspirasi_Qu:
Di samping itu, provinsi ini banyak memiliki tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jembatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam dan lain-lain. Karena sejak dahulu telah menjadi pusat perdagangan, secara tidak langsung ikut memengaruhi kebudayaan masyarakatnya. Makanan khas dari provinsi ini sangat beragam seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes dan tempoyak.
Selain itu juga, Sumatra selatan memiliki berbagai kerajinan khas salah satunya seperti “LAKUER”.
Apabila kita bertandang ke satu keluarga di Palembang, atau ke rumah keluarga Palembang di Jakarta atau di tempat lain, kita akan melihat suatu perabotan (lemari, meja, kursi) atau wadah yang dibuat dari kayu berwarna dasar merah, hitam, dan kuning emas. Biasanya terdapat hiasan sulur-sulur daun dan hiasan fauna. Orang Palembang menamakan barang tersebut dengan nama lakuer.
Lakuer adalah kerajinan tangan yang dibuat dari bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis serangga yang bernama Laccifer lacca. Tumbuhan tempat bertenggernya serangga ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok, dan di daerah Pegunungan Himalaya. Orang Jepang menyadapnya dari pohon tersebut sekali dalam 10 tahun. Di Sumatera Selatan pohon tersebut dikenal dengan nama pohon kemalo. lakuer untuk pertama kalinya dibuat di Tiongkok, tetapi kemudian diproduksi secara besar-besaran di Jepang. Menurut sumber Tionghoa pada masa Dinasti Ming (1368-1643 M), lakuer awalnya dipakai untuk menulis pada batang bambu. Pada masa Dinasti Chou (1027-256 SM), tempat-tempat makanan pada mulanya dibuat dari lakuer. Pada masa berikutnya lakuer dipakai untuk menghias tandu dan kereta kecil. Motif hias yang dipakai orang Tionghoa adalah motif hias flora dan fauna (naga, burung hong, dan kura-kura).
Cara membuat lakuer dilakukan
Dengan mesin bubut, sebongkah kayu dibentuk bulat atau silindris. Untuk bentuk
kotak atau membuat dinding pemisah (sketsel) tidak diperlukan pembubutan, cukup
dengan membentuknya dari bilah-bilah papan.
Permukaannya dihaluskan
dengan amplas halus, warna dasar dengan oker, dijemur hingga kering. Bagian
yang berlubang didempul dan kembali diampelas. Dilukis dengan tinta china
dengan hiasan flora dan fauna yang mengambil motif binatang (naga berbadan
singa dengan sisik dan duri di badannya), burung bangau, burung hong, dan ayam.
Ragam hias yang telah
dilukis biasanya diwarnai merah kesumba, merah darah, hitam, dan kuning emas
(prada). Warna dasar yang digunakan hitam dan merah kesumba. Terakhir dilakukan
bal, yaitu memoles agar permukaannya berkilauan. Agar tahan lama dan cemerlang,
dilapisi cairan serlak (vernis), fungsinya sebagai coating, dan dijemur
kembali.
Dalam membuat sebuah
lemari khas Palembang, perajin memerlukan waktu sekitar 20 hari, mulai dari
membentuk lemari, mengukir daun pintu dan mahkota (bagian atas lemari),
menggambar, sampai menghaluskan. Kayu yang terbaik untuk bahan bakunya adalah
kayu mahoni.
2 komentar:
Karya Bangsa Ini sungguh Banyak dan beragam, Memang sangat membutuhkan mereka yang perduli agar warisan Bangsa ini tidak diadopsi negara lain bahkan hilang ditelan budaya Asing..
Good Article..
alhamdulillah.. semoga bermanfaat. jazakalloh sudah mampir.. :-)
Posting Komentar